Oleh: Nadia Rahmatul Ummah
Entah
kemana perginya mimpi . Tak kucium lagi harum nafasnya
Yang
senantiasa menebarkan asa dan obsesi
Kini
segalanya menjadi gelap. Sebab terangnya telah terbawa pergi oleh mimpi
Bahkan
oksigen bagi kehidupan pun menipis. Membuat sesak di dada
Tak
kudengar lagi seruan sang mimpi. Yang senantiasa membangkitkan jiwa petualang
Tak
kusaksikan lagi tarian indah sang mimpi. Yang senantiasa menjadi obat penawar
putus asa
Entah
kemana perginya mimpi. Tak kurasa lagi hebat pesonanya
Yang
akan menaklukan dunia
Mimpi
itu pergi tanpa meninggalkan jejak. Detektif terhebat pun tak akan mampu
memecahkannya
Duh...
siapakah yang dapat menemukan mimpi-mimpi?
Yang
hilang bersama anak bangsa
Setiap
saat kegelisahan menyelinap Dalam ruang kehidupan
Mendesahkan
kekecewaan
Sepanjang
detik berlalu , Air mata tak kunjung kering
Membasahi
bumi pertiwi
Khawatir
bumi ini akan hancur. Tanpa mimpi dari anak-anak bangsa
Negeri
ini kemanakah akan dibawa? Jurang kehancuran siap menerima
Satu
langkah lagi mundur. Habislah sudah
Entah
kemana perginya mimpi
Hilangnya
menjelma keputusasaan. Memadamkan kobaran semangat
Pada
jiwa anak bangsa yang tenggelam di telaga keruhnya kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar