Oleh : Nadia Rahmatul Ummah
Jika semua orang di dunia ini percaya dengan
sesuatu yang ada dalam pikirannya, pikiran yang akan mensugesti dirinya
sendiri, apa yang ia pikirkan akan menjadi kenyataan, ini bukan magis tapi kekuatan pikiran dan
keajaiban kata-kata. Ya, jika orang lain percaya dengan itu maka tak akan ada
orang yang berani berkata negatif , ia akan berkata “aku bisa”, “aku pintar”
dan”aku unik”.
Setiap orang mempunyai potensi. Potensi itu merupakan
anugerah dari Allah SWT, Dia memberikan kita potensi agar kita memanfa’atkan
potensi itu dengan baik, potensi merupakan kemampuan kita melakukan sesuatu
yang membuat kita berbeda atau lebih unggul dari yang lain hadir dari diri
masing-masing, potensi itu bisa lahir dari kesenangan atau lahir dari
kebiasaan.
Aku unik !
Ternyata
benar pernyataan bahwa potensi itu
mahal, tak dapat dibeli, aku percaya itu karena aku telah menemukan
siapa
diriku dengan mengetahui potensi yang aku miliki.Ini bukan narsis tapi
percaya
diri, bahwa aku ini berbeda dari orang lain, karena aku mempunyai
potensi
tersendiri yang aku anggap unik, kata orang-orang juga begitu. Percaya
tidak
percaya aku mempunyai potensi menjadi chef atau koki, seorang waiters,
menjadi penulis, aku juga punya potensi menjadi komikus dan designer,
yaitu karena aku suka
menggambar dan melukis.
Oleh karena itu aku berani mengatakan, aku
unik!
Allah menciptakan kita lengkap dengan potensi
kita masing-masing, membuat kita sangat dibutuhkan oleh siapa pun yang
membutuhkan kemampuan kita, wah, bermanfa’at, bukan?. Karena potensiku ini aku
begitu mudah mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan memasak, menulis,
menggambar baik itu kegiatan di sekolah, oganisasi atau forum lainnya.
Potensiku ini ada yang lahir dari kebiasaan,
kesenangan, dan lahir dari orangtua maksudnya keturunan.
Contohnya, aku punya potensi menjadi seorang
chef karena kebiasaanku memasak baik itu dipaksa atau karena kesadaran hati,
ya, karena aku sekolah di jurusan tata boga, terpaksa donk aku di
sekolah harus masak walapun itu tak aku sukai, tapi akhirnya bersyukur juga aku disekolahkan di sana, karena
kemampuanku memasak aku menjadi juri lomba memasak di suatu lembaga pendidikan,
kadang aku sering diminta bercerita oleh teman-teman mengenai pengalamanku
sebagai seorang waitres, seorang cook helper, pengalamanku sebagai seorang dish
washer di restoran china yang jam kerjanya dari jam enam sore sampai jam satu
malam. Tentu saja itu hal yang sangat menyenangkan bagiku seperti seorang
narasumber di sebuah acara, aku bisa berbagi ilmu dengan orang lain. Dengan
bisa memasak juga, aku bisa mengangkat ciri khas daerah sendiri, seperti
membudayakan makanan dan masakan khas sunda ditengah masakan dan makanan
tradisi barat, meski kebanyakan yang aku hafal adalah masakan khas daerah eropa
aku tak akan melupakan masakan khas sunda sendiri, disamping itu aku mempunyai
penghasilan yang cukup untuk jajan sendiri. Suatu saat aku akan mempunyai sebuah
restoran yang akan meningkatkan ekonomi daerah karena mengurangi pengangguran,
namun sumber daya manusia juga harus ditingkatkan kualitasnya dengan
pendidikan.
Kalau di dunia kepenulisan, aku tertarik dunia
merangkai dan mengemas kata ini karena sering membaca sejak aku kelas 1 SD,
maka sejak kelas 3 SD aku sudah menggali potensiku menjadi seorang penulis,
dari sanalah terlahir cita-citaku ingin menjadi seorang penulis. Setelah aku
berani terjun di dunia jurnalistik sebagai seorang wartawan sekolah aku mulai
menyadari potensi yang sudah menjadi hobi dan kemampuanku ini ternyata sangat
berpengaruh di masyarakat terutama orang-orang yang menyempatkan waktunya untuk
menelusuri kalimat demi kalimat di atas kertas. Karena sebuah tulisan baik itu
artikel atau pun cerita akan mempengaruhi kehidupan si pembaca, dari sana aku
mulai mengubah tujuan menulisku yaitu berdakwah, tujuan dakwah bil qolam aku
mantapkan di sebuah forum kepenulisan, Forum Lingkar Pena (FLP), forum yang di
dalamnya banyak sekali penulis-penulis islami yang berdakwah dengan tulisan
mereka. Dengan lahirnya para penulis seperti itu akan membangkitkan dunia islam
di Indonesia bahkan dunia.
Kadang potensi itu
ada dari garis keturunan, potensi diriku menjadi seorang komikus dan designer,
itu hal yang paling menyenangkan bagiku, aku mempunyai bakat ini karena kakek
pandai melukis, sedang nenek, ayah, dan ibu pandai menggambar, ditambah aku
sendiri suka sekali membaca komik dan mulai menulis komik yang mirip dengan
manga atau komik jepang.
Percaya Potensi Diri
Aku percaya dengan potensi diriku asal optimis
dan berpikir positif bahwa semua potensi yang kita miliki adalah anugerah dari
Allah SWT untuk kehidupan baik bagi kita, semua akan dijalani meski banyak
sekali rintangannya, untuk mencapai potensi yang menghasilkan tentu saja kita
harus percaya dulu dengan diri sendiri yang penting kita mau untuk maju dan
mulai melakukan dari hal-hal kecil.
DUIT Paling Penting
Zaman sekarang DUIT sangat penting, tanpa DUIT kita tidak bisa melakukan apa-apa, ya, kan?
Yang aku maksud bukan ini bukan uang tapi beberapa tindakan, yaitu :
D=Do’a U=usaha I=Ikhtiar T=Tawakal
Itu termasuk hal kecil yang harus kita
kerjakan, walau tampak kecil ini akan berdampak besar pada kehidupan kita.
Setelah kita melakukan usaha dan ikhtiar kita
yang disertai dengan berdo’a, kita juga harus tawakal, yakin Allah akan
mengabulkan apa yang kita minta.
Potensi sebesar apa pun tidak akan berguna dan
tercapai keberhasilannya tanpa usaha juga do’a.
Gagal, Langkah Awal Kesuksesan
“Tuhan, kenapa nasibku gini banget?”
keluhan itu sering kali terlontar dari seorang yang sedang mengalami kegagalan
dalam segala hal yang ia perjuangkan, aku juga pernah mengalami kegagalan, aku
pernah mengeluh, tapi setelah aku yakin Allah itu tidak akan menimpakan ujian
yang berat kepada hamba-Nya, ujian yang Dia berikan tidak akan melampaui batas
kemampuan hamba-Nya, dan Allah akan memberikan yang lebih indah dan lebih baik
untuknya jika ia bersabar dengan kembali bangkit dan semangat. Seorang teman
menyelipkan catatan kecil di al-Qur’anku “fighting, Allah loves you more than
you need”.
Gagal merupakan langkah awal menuju
kesuksesan, dari kegagalan itu kita harus belajar untuk bangkit kembali dengan
mengevaluasi apa yang telah kita lakukan. Jangan sampai kita terjerumus ke
jurang yang sama.
Katakan pada Dunia : “ Aku Unik! “
Siapa pun ia, ia harus percaya dalam dirinya
ada potensi yang membuatnya akan berharga bagi orang lain, karena semua orang bisa
menjadi apa pun yang ia inginkan, karena masing-masing dari kita mempunyai
keunikan tersendiri.
Aku telah membuktikannya, karena potensiku
menjadi seorang penulis maka sekarang aku sudah menjadi seorang penulis, aku
akan terus belajar dari penulis lain untuk meningkatkan kualitas menulisku.
Bukan hanya itu aku akan terus menggali potensi diriku yang lain, agar menjadi
seorang koki, penulis komik, dan menjadi designer akan terwujud.
Maka katakanlah: Dunia, aku unik!.[]
Ruang Penuh Impian
25 Juli 2011
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar