Sabtu, Oktober 19, 2013

DONGENG KITA, TAK ADA PERI , TAK ADA PENYIHIR! #Bag.1




 Kau mau tahu cerita yang mirip dongeng Putri Fiona yang dipersunting oleh Ogre?, hampir mirip, hmm, menurutku ini kemiripannya ada pada cerita perubahan wujudnya. Aaa, baiklah, tadinya aku mau bercerita melalui sebuah cerita pendek, tapi kau tahu sendiri aku tak pandai menulis sebuah cerita pendek, kata editorku ceritaku tak berisi, selalu menggantung. Dan kuputuskan hanya cerita seperti ini saja.
Ya, cerita hari ini, di ruang yang kunamakan Ruang Terisolasi, kau pasti tahu maksudku, Rey!, ruang yang memberi kebebasan tapi kita tak pernah menikmati kebebasan itu.
“Dia gila!”
“Dia aneh!”
“Dia bukan orang biasa!”
Namaku Bukan Siapa-siapa, dan aku yang selalu mendengar celoteh jijik dari puluhan mulut anak manusia yang melihat dan sempat berkenalan dengan sosok dia yang sekarang sedang beradu pandang denganku, senyum manis mungkin sedang mengembang pada bibirku sekarang, lagi-lagi aku membalas senyumnya.
“Kamu sama-sama gila dengannya!”
“Kamu juga aneh!”
“Kamu benar-benar aneh!”
Aku mendengar celoteh jijik dari mulut anak manusia menyerang diriku, tak apa dibilang gila, aneh, atau apa pun itu, yang penting aku dan dia satu spesies, ya, sebelumnya aku masih manusia dan sekarang berevolusi menjadi spesies yang berbeda dari manusia dan sama dengan dia. Aku dan dia bisa berevolusi kapan pun saja, begitu juga dengan anak manusia yang mencecar tadi.
Kunamakan diriku bukan siapa-siapa, dahulu aku punya nama yang indah pemberian raja dan ratu di kerajaan kecilku, namun beberapa hari ini namaku menghilang begitu saja seiring dengan menghilangnnya sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku, mungkin juga berharga bagi kehidupanmu dan kehidupan yang lainnya.
Kau tahu, Rey? Sesuatu yang berharga dalam hidupku telah diambil olehnya, atau mungkin dia mengambil kembali sesuatu itu dariku. Ah, yang kutahu dia telah merampas sesuatu itu. Dia merampasnya setelah berjanji akan menemukan pelangi dan mengambilkannya untukku.
Aiish, pelangi apa? Sekarang bahkan sudah tak ada gerimis yang bisa mengundang pelangi, kecuali potongan pelangi itu bisa ditemukan di secangkir café latte milikku atau secangkir teh melati yang dia hirup.
Rey, kau manusia, bukan spesies yang membuat orang mengerutkan kening dan bergidik mendengar tentangnya. Kau masih manusia, aku tak ingin kembali menjadi manusia lagi, aku sudah nyaman bisa satu spesies dengan dia meski aku tak seperti Ogre yang hidup bahagia bersama orang yang dicintainya. Tenang saja, aku bukan Ogre yang buruk rupa, aku lebih cantik dari Ogre, dan dia pun lebih tampan dari Ogre.
Kau mau tahu rupa kita seperti apa, Rey?.
Bersambung .... (Sorry, dikit2.. ^_^)

1 komentar: