Kau mau tahu cerita yang mirip dongeng Putri Fiona yang dipersunting oleh Ogre?, hampir mirip, hmm, menurutku ini kemiripannya ada pada cerita perubahan wujudnya. Aaa, baiklah, tadinya aku mau bercerita melalui sebuah cerita pendek, tapi kau tahu sendiri aku tak pandai menulis sebuah cerita pendek, kata editorku ceritaku tak berisi, selalu menggantung. Dan kuputuskan hanya cerita seperti ini saja.
Ya, cerita hari ini, di ruang yang kunamakan Ruang Terisolasi, kau pasti tahu maksudku, Rey!, ruang yang memberi kebebasan tapi kita tak pernah menikmati kebebasan itu.
“Dia gila!”
“Dia aneh!”
“Dia bukan orang
biasa!”
Namaku Bukan
Siapa-siapa, dan aku yang selalu mendengar celoteh jijik dari puluhan mulut anak
manusia yang melihat dan sempat berkenalan dengan sosok dia yang sekarang
sedang beradu pandang denganku, senyum manis mungkin sedang mengembang pada
bibirku sekarang, lagi-lagi aku membalas senyumnya.
“Kamu sama-sama
gila dengannya!”
“Kamu juga
aneh!”
Aku mendengar
celoteh jijik dari mulut anak manusia menyerang diriku, tak apa dibilang gila,
aneh, atau apa pun itu, yang penting aku dan dia satu spesies, ya, sebelumnya
aku masih manusia dan sekarang berevolusi menjadi spesies yang berbeda dari
manusia dan sama dengan dia. Aku dan dia bisa berevolusi kapan pun saja, begitu
juga dengan anak manusia yang mencecar tadi.
Kunamakan diriku
bukan siapa-siapa, dahulu aku punya nama yang indah pemberian raja dan ratu di
kerajaan kecilku, namun beberapa hari ini namaku menghilang begitu saja seiring
dengan menghilangnnya sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku, mungkin juga
berharga bagi kehidupanmu dan kehidupan yang lainnya.
Kau tahu, Rey?
Sesuatu yang berharga dalam hidupku telah diambil olehnya, atau mungkin dia
mengambil kembali sesuatu itu dariku. Ah, yang kutahu dia telah merampas
sesuatu itu. Dia merampasnya setelah berjanji akan menemukan pelangi dan
mengambilkannya untukku.
Aiish, pelangi
apa? Sekarang bahkan sudah tak ada gerimis yang bisa mengundang pelangi,
kecuali potongan pelangi itu bisa ditemukan di secangkir café latte milikku atau secangkir teh melati yang dia hirup.
Rey, kau
manusia, bukan spesies yang membuat orang mengerutkan kening dan bergidik
mendengar tentangnya. Kau masih manusia, aku tak ingin kembali menjadi manusia
lagi, aku sudah nyaman bisa satu spesies dengan dia meski aku tak seperti Ogre
yang hidup bahagia bersama orang yang dicintainya. Tenang saja, aku bukan Ogre
yang buruk rupa, aku lebih cantik dari Ogre, dan dia pun lebih tampan dari
Ogre.
Kau mau tahu rupa kita seperti apa, Rey?.
Bersambung .... (Sorry, dikit2.. ^_^)
Aggron Stonebreak, the Ogre Magi
BalasHapus