Senin, September 14, 2015

Pernah Kita


Pernah kisah kita terangkum dalam aroma kopi, tumpukan buku, bait2 puisi dan jepretan kamera.

Pernah jua kita bercerita tentang angan2, kehidupan, dan cita2.

Ya, pernah.



Pernah aku ingin menelusuri kisah kita kembali.
Tapi aku enggan tersakiti.

Biar saja aroma kopi jua puisi menyisakan kenangan dan cita2 hanya sekedar angan.

-nadia- dipublikasikan jg di absurditas puisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar