Dari sudut mataku,
Tadi pagi kulihat
dirimu meninggalkan secarik kertas di atas meja makan,
“Pergi saja ke kantin
kampus, makanlah bersama teman-teman!”
Pesanmu tertulis,
membuat tarikan nafasku tertahan.
Dari sudut mataku,
Kemarin aku mendapati
dirimu tergesa menghidupkan gas ford
merahmu,
“Seragam sekolahmu
sudah disiapkan Bik Maru!”
Teriakmu tanpa
melambaikan tangan, pergi memburu.
Dari sudut mataku,
Kemarinnya lagi aku
memergokimu asik berbincang dengan tamu seperti tak kenal hari,
“Sudah, kerjakan PRmu
sendiri!”
Padahal PRku penuh
dengan formula rumit yang membuatku ingin mati.
Dari sudut mataku,
Kemarin kemarinnya lagi
aku memandangmu sedang menonton drama
Korea,
“Main di luar saja,
jangan ganggu bunda!”
Ah, ya sudahlah, padahal
aku hanya mengajak bunda bermain ular tangga.
Dari sudut mataku,
Kemarin kemarin
kemarinnya lagi aku melihatmu
mengangguk-angguk mendengarkan musik di samping jendela,
“Sudahlah, jangan rewel
bayi manja!”
Bunda, aku ingin
digendong seperti anak tetangga.
Dari sudut mataku,
Kemarin kemarin kemarin
kemarinnya lagi aku mendapatimu bertengkar dengan orang yang nanti jika aku
lahir aku memanggilnya ayah,
“Kita harus berpisah!”
Tidak! Aku ingin
orangtua yang tak berpisah.
Dari sudut mataku,
Hari ini aku melihat ford merahmu mendekat begitu cepat,
seperti memburu kekasih yang sedang merindu,
“Aku menunggumu, bunda,
selamat hari ibu!”
Aku tersenyum, kau pun
begitu.
Juara 2 Puisi Ibu KPP BEM STEI SEBI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar