Kamu pernah bertanya padaku tentang sebuah kesetiaan, maafkan aku tak bisa memegang kesetiaan itu secara sempurna, beberapa bulan kemarin aku dekat dengan seseorang, laki-laki yang pandai menulis puisi. Kuharap kau tak memasang raut geram sekarang. Tenang saja, sekarang hubungan kami hanya sebatas teman dekat saja, tak lebih.
Satu hal yang menggambarkan rasaku padamu, kerinduan. Aku rindu memilih buku bersamamu di book store, aku rindu menciptakan lagu bersamamu, aku rindu suasana sanggar seni yang ramai karenamu, aku rindu semua tentangmu.
Sejujurnya aku bingung apa yang harus kusampaikan padamu yang aku tahu kamu tak akan bisa membaca pesanku ini, ah, tentu saja mana bisa jaringan internet masuk ruanganmu. Tapi aku selalu berharap pesanku ini sampai padamu juga pesan-pesan sebelumnya, karena kamu pergi tanpa pamit aku akan terus mencarimu, mencarimu hingga kita bisa bertemu kembali.
Belajar melupakanmu sungguh pekerjaan rumah yang paling sulit bagiku, andai saja akar ingatan itu tak kuat mencengkram.
Semoga pencarian ini segera berakhir dan aku bisa bertemu kamu di sana, untuk sekarang ini tetaplah damai di tempat pembaringanmu, dari tempatku ini akan kukirimkan paket doa untukmu. See you, my love...!
Untukmu yang tak sempat bicara,
Depok, 10 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar