Kamis, Desember 13, 2012

PARA PENGHAFAL QUR'AN PUN AKTIF MENULIS

Berawal dari hobiku membaca buku-buku fiksi sejak kelas 5 SD dan pernah menulis sebuah dongeng berjudul peri rumah, hobiku ini tak pernah hilang sampai kapan pun setiap aku melihat buku fiksi aku selalu ingin membacanya apalagi jika buku-buku itu berbaris rapi di rak perpustakaan. Sama hal-nya dengan di perpustakaan ma'had tempat aku menghafal qur'an setahun yang lalu, nama perpustakaannya adalah baitul hikmah, kami menyebutnya maktabah baitul hikmah. Tempat yang begitu nyaman bagiku adalah perpustakaan selain toko buku, biasanya di perpustakaan baitul hikmah ini ada jadwal kunjungan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan, bagi ikhwan dan akhwat, untuk menjaga hijab intinya. Hobi membacaku ini melahirkan hobi lainnya juga, menulis. Aku bercita-cita menjadi penulis dan ingin masuk Forum Lingkar Pena atau FLP, sebuah forum kepenulisan yang mewadahi orang-orang yang ingin menulis. Dan di ma'had Tahfizh inilah cita-cita keduaku tercapai, aku bergabung di FLP Subang, setelah kedatangan Mas Tasaro GK.
Bersama Kak Jauhar Al-Zanki, penulis "Agar Jatuh Cinta Tak Jadi Bencana"


Tasmi' oleh santri Tahfizh
Tak hanya aku, banyak santri tahfizh yang juga hobi menulis. Di tengah kesibukan kami menghafal quran kami harus konsisten menulis dan menghasilkan minimal satu karya tulis dalam satu bulan, tak seperti orang-orang di luar ma'had kami yang bebas menggunakan fasilitas komputer dan laptop, disini kami harus bergantian menggunakan komputer maktabah karena ada jadwal dan peraturan tahfizh yang mengikat. Tapi tak kehabisan akal, kami pun menulis karya kami dengan tulisan tangan di kertas folio dan diserahkan kepada penjaga maktabah yang juga pengurus FLP Subang, alhamdulillah kami memiliki penjaga maktabah yang baik hati, terimakasih Pak Deny.
Kami belajar menulis dari siapa saja yang kami anggap berhasil menginspirasi kami untuk menulis, kami belajar menulis dari Kak Jauhar, Bang Tere-Liye, Mas Tasaro GK, Salim A. Fillah dan Hana Ijjatul Jannah dan penulis lainnya.
Itulah perjuangan kami sebagai santri tahfizh dalam menulis. Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang selalu berikhtiar dan berdoa, begitu juga dengan kami, diantara kami sekarang ini ada yang sudah menerbitkan buku, diantaranya Kang Iwan Septiantoro Khaeron, Kak Umi Sumiyati, Kak Nusaibah dan alhamdulillah aku termasuk, akhirnya tulisanku terbit dalam 3 buku selama 2 tahun ini.



Suasana Belajar Menulis di FLP Subang
Sebuah cita-cita akan tercapai jika kita sungguh-sungguh dan mau menghadapi rintangannya. Begitu pun dengan menulis, jangan merasa sulit karena tak ada fasilitas komputer atau laptop untuk menulis, jangan pernah merasa minder saat tulisan kamu dikomentari jelek oleh yang lain, dengan kritikan itu kamu harusnya bisa bangkit dan memperbaiki kekurangan dalam tulisanmu. Belajarlah dari penulis-penulis sukses seperti JK Rowling yang pernah diusir karena sedang menulis, juga belajar kepada seorang sastrawan yang karyanya pernah ditolak puluhan kali.


Anggota FLP Putri sedang mendengarkan penjelasan dari Kak Jauhar

So, teruslah belajar dan jangan pernah berputus asa. Ganbatte Kudasai...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar