Sabtu, April 06, 2013

KOPI TERAKHIR DARIMU #Part 2

........
Oleh: Nadia Rahmatul Ummah
“El?”
Bayangan itu lagi, bukan Elphina atau Diana, postur tubuh mereka tak setinggi itu, dan rambutnya tak sepanjang bayangan itu.
“Oh, kenapa kamu belum tidur?”
Suara tawa nyaring menyambut pertanyaanku yang mencoba menghalau rasa takut. Suara sendok dan mug berbunyi nyaring, di luar tak ada suara jatuhnya air hujan, yang ada hanya suara langkah-langkah kaki petugas ronda menyatu dengan irama mug dan sendok serta detakan jantungku yang berpacu cepat.
# # #
            Kring …. Kring …. Kring …. Alarm dari handphone membangunkanku yang sebenarnya masih butuh tidur, pukul 05.30, tadi malam aku tertidur pukul 03.00, lagi-lagi tanpa menggelar kasur dan tanpa shalat Isya terlebih dahulu. Dengan cepat aku melangkah ke kamar mandi, wudhu. Elphina dan Diana sudah di depan televisi menonton acara tausiyah pagi, masih dengan mukena mereka, ah lagi-lagi aku tak mendengar suara mereka yang selalu membangunkanku. Tadi malam aku tenggelam dalam naskah novelku yang tinggal beberapa bab lagi.
“Baru bangun, Kei?”
Diana tersenyum.
“Ya, tadi malam begadang”
“Begadang jangan begadang ….”
Elphina menirukan penyayi dangdut yang terkenal dengan julukan raja dangdut.
“Hhh, malas kuliah”
Terbayang wajah dosen yang membosankan, panasnya kelas yang membuatku gerah, dan materi yang membuatku mengantuk.
Kei, itu namaku. Jika ada yang bertanya tentang nama lengkapku, aku akan menjawab “Kei”. Entah apa artinya, semua orang mempunyai nama yang memiliki arti, ah, maka hdupku ini mengalir begitu saja, seperti namaku yang tercetus begitu saja dari orangtuaku. Tapi mungkin saja mereka menyimpan arti sebenarnya, aku tak sempat bertanya pada mereka, karena selama10 tahun ini aku kehilangan mereka berdua, mereka pergi terlebih dahulu.
# # #
“Mau nyeduh kopi lagi?”
Suara bayangan itu lagi.
“Ya”
Aku memberanikan diri menjawab pertanyaannya meski bulu kudukku masih merinding. Hm, kata pak ustadz – guru ngajiku waktu masih sekolah dasar – kalau kita takut sama mahluk ghaib berarti iman kita masih lemah. Duh, benarkah?.

Malam yang semakin larut, mungkin akan membuat orang semakin mengantuk dengan suasana malam yang bertambah sunyi dan syahdu, dan suara nyanyian malam yang sering terdengar melenakan akan membuat orang menjemput bunga tidurnya. Tapi tidak denganku, semenjak aku mendapat job dari sebuah redaksi majalah remaja ternama di Kota ini, aku tak pernah lagi merasakan kantuk yang menyerang tanpa ampun jika malam tiba, dan akhirnya kantuk itu datang terlambat, ia datang saat aku sedang khusyuk mendengarkan penjelasan dan ceramah dari para dosen.
Dan aku telah menjadi pemecah rekor peminum kopi terbanyak dalam satu hari di kalangan teman-teman penulisku, aku bisa menghabiskan dua cangkir kopi dalam waktu 12 jam, belum malamnya aku menghabiskan dua cangkir kopi, rata-rata 4 cangkir sehari aku meminum kopi dengan kopi yang berbeda.
 "Kamu mau menerima satu kotak kopi ini, gak?"
Bayangan itu, suaranya seolah jelas di telingaku, dan aku tak berani menoleh ke arah sumber suara.
"Hm, kopi apa?"
Sudah seperti orang gila, menjawab pertanyaan si bayangan.
"Latte"
 Jawab bayang itu sepertinya sambil tersenyum.


 # # #
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al ‘Ankabuut [29]:45)
# # #
            Dan satu kotak kopi itu adalah yang terakhir kamu berikan untukku, bayanganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar